Halaman
Perkembangan Tradisi Lisan dalam Masyarakat
151
Bab
10
PERKEMBANGAN TRADISI
LISAN DALAM MASYARAKAT
Sumber:
Indonesian Heritage 10
S
uatu masyarakat memiliki beberapa macam cara untuk
mewariskan nilai-nilai sejarah dan kebudayaannya yang berupa
kebiasaan, adat istiadat, dan sejarah kepada generasi penerusnya. Pada
masyarakat prasejarah proses pewarisan kebudayaan tersebut
dilakukan melalui tradisi lisan karena masyarakat tersebut belum
mengenal tulisan.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menidentifikasi perkembangan tradisi lisan dalam masyarakat
2. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian tradisi lisan.
3. Siswa mampu menganalisis jenis-jenis tradisi lisan.
Khazanah Antropologi SMA 1
152
Peta Konsep
Kata kunci
• proses pewarisan budaya
• peribahasa rakyat
• tradisi lisan
• teka-teki rakyat
• tradisi setengah lisan
•
folksong
• cerita rakyat
• puisi rakyat
• bahasa rakyat
•
shoptalk
• puisi rakyat
•
colloquial
Perkembangan
tradisi lisan
dalam
masyarakat
Pengertian
tradisi lisan
Cerita rakyat
Bahasa rakyat
Puisi rakyat
Peribahasa rakyat
Teka-teki rakyat
Nyanyian rakyat
Jenis-jenis
tradisi lisan
Perkembangan Tradisi Lisan dalam Masyarakat
153
Suatu masyarakat memiliki beberapa macam cara untuk mewariskan
masa lalunya yang berupa kebiasaan, adat istiadat, dan sejarah kepada
generasi penerusnya. Proses pewarisan kebudayaan tersebut dilakukan
melalui bukti-bukti tertulis dan penuturan secara lisan atau cerita dari
generasi tua kepada generasi penerus. Pada masa sejarah di mana
munusia sudah mulai mengenal tulisan maka proses pewarisan
kebudayaan suatu kelompok masyarakat dilakukan dengan cara
menggunakan tulisan. Sebaliknya, pada masa di mana manusia belum
mengenal tulisan maka proses pewarisan masa lalu dilakukan dengan
cara lisan melalui penuturan dari mulut ke mulut secara turun-temurun.
Proses kebiasaan masyarakat untuk mewariskan budaya kepada generasi
berikutnya yang dilakukan secara lisan disebut tradisi lisan.
A. Pengertian Tradisi Lisan
Tradisi lisan merupakan salah satu jenis warisan kebudayaan
masyarakat setempat yang proses pewarisannya dilakukan secara lisan.
Menurut Jan Vansina, pengertian tradisi lisan (
oral tradition
) adalah
"
oral testimony transmitted verbally, from one generation to the next
one or more
” (kesaksian yang diwariskan secara lisan dari generasi ke
generasi). Tradisi lisan muncul di lingkungan kebudayaan lisan dari suatu
masyarakat yang belum mengenal tulisan. Di dalam tradisi lisan
terkandung unsur-unsur kejadian sejarah, nilai-nilai moral, nilai-nilai
keagamaan, adat istiadat, cerita-cerita khayalan, peribahasa, nyanyian,
serta mantra-mantra suatu masyarakat.
ersona
James Danandjaja ada-
lah bapak folklor Indo-
nesia. Sejak ta
hun 1972
ia telah memperk
enal-
kan ilmu folklor pada
para mahasiswa Jurus-
an Antropologi FISIP
UI. Berkat bimbingan
Seringkali pengertian tradisi lisan dianggap
sama dengan folklor. Namun, kedua unsur
kebudayaan tersebut sebenarnya memiliki
perbedaan. Folklor terdiri atas folklor lisan dan
setengah lisan dan proses penyebarannya
dilakukan secara lisan dari mulut ke mulut atau
dengan cara-cara lainnya. Sebaliknya, tradisi
lisan adalah salah satu jenis folklor berbentuk
lisan dan proses pewarisannya hanya
dilakukan
secara lisan. Oleh karena itu, folklor lebih luas
pengertiannya dibandingkan tradisi lisan.
Bentuk tradisi lisan terdiri atas cerita rakyat,
teka-teki rakyat, peribahasa rakyat, dan
nyanyian rakyat, sedangkan folklor mencakup
semua jenis tradisi lisan, tari-tarian rakyat, dan
arsitektur rakyat.
B. Jenis-Jenis Tradisi Lisan
Tradisi lisan terdiri atas cerita rakyat, bahasa rakyat, teka-teki rakyat
(pertanyaan tradisional), peribahasa rakyat (ungkapan tradisional), dan
nyanyian rakyat. Pada uraian berikut ini akan dijelaskan tentang berbagai
macam tradisi lisan tersebut.
Prof. Koentjaraningrat ia menerbitkan
buku yang berjudul
Anotated bibliography
of Javanese Folklore
dan mendapat gelar
master dari Universitas Berkeley pada
tahun 1971.
Khazanah Antropologi SMA 1
154
1.
Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah cerita pada zaman dahulu yang hidup di
kalangan rakyat yang diceritakan secara turun-temurun. Meskipun
sebagian besar isi cerita rakyat hanya berisi cerita khayalan, namun
di dalam cerita rakyat tersebut terkandung pesan moral yang berisi
Ande-Ande Lumut, Bawang Putih dan Bawang Merah, Sang
Kuriang atau legenda terjadinya Gunung Tangkuban Perahu di Jawa
Barat, dan dongeng Bujang Munang dari Kalimantan Barat.
nasihat-nasihat. Oleh karena itu, cerita rakyat
dapat dipakai sebagai sarana pewarisan
kebudayaan dan adat istiadat dari suatu
masyarakat kepada generasi berikutnya.
Menurut William R. Bascom, cerita
rakyat terdiri atas tiga golongan, yaitu mitos,
legenda, dan dongeng. Contoh cerita rakyat
yang berupa cerita mitologi adalah cerita
terjadinya dewi padi, Dewi Sri, dan cerita
terjadinya
mado
(marga) di Pulau Nias.
Contoh cerita rakyat berupa legenda
adalah legenda Ken Arok, legenda Panji, dan
legenda para Wali. Contoh cerita rakyat yang
berupa dongeng adalah dongeng Sang Kancil,
ktivita:
Kecakapan Sosial
Buatlah penelitian sederhana tentang
cerita rakyat yang ada di daerah Anda
mengenai asal mula sejarah nama
daerah Anda. Adakan diskusi dengan
orang tua Anda mengenai cerita rakyat
berisi asal mula sejarah nama daerah
Anda. Tulislah hasil kegiatan Anda dalam
bentuk laporan singkat untuk dikumpulkan
pada guru. Sempurnakanlah laporan
Anda menjadi sebuah cerita anak-anak
untuk dikirim ke majalah anak-anak atau
surat kabar.
2.
Bahasa Rakyat
Menurut James Danadjaja dalam buku
Folklor Indonesia
,
bentuk-bentuk tradisi lisan yang termasuk dalam kelompok bahasa
rakyat adalah logat atau dialek, slang, bahasa pedagang (
shoptalk
),
bahasa sehari-hari yang menyimpang dari bahasa konvensional
(
colloquial
), sirkumlokusi, cara pemberian nama pada seseorang,
gelar kebangsawanan, bahasa bertingkat (
speech level
), kata-kata
onomatopoetis (
onomatopoetic
), dan pemberian nama tradisional
jalan atau tempat tertentu berdasarkan legenda sejarah (onomastis).
a.
Logat
logat atau dialek adalah gaya bahasa suatu daerah di Indo-
nesia. Misalnya, logat bahasa Jawa Indramayu yang merupakan
campuran bahasa Jawa dan bahasa Sunda, logat bahasa Sunda
dari Banten, logat bahasa Jawa Cirebon, dan logat bahasa Sunda
Cirebon.
b.
Slang
Slang atau bahasa rahasia adalah ragam bahasa tidak resmi
yang bersifat musiman yang dipakai oleh suatu kelompok masya-
rakat tertentu untuk komunikasi intern dengan maksud menya-
markan arti bahasanya terhadap orang luar. Menurut kamus
Webster’s New World Dictionary of the American Languange,
Perkembangan Tradisi Lisan dalam Masyarakat
155
slang berasal dari kosakata dan idiom yang di
gunakan oleh para
penjahat dan gelandangan. Pada saat ini, slang disebut juga
cant
.
Contoh ragam bahasa
cant
banyak digunakan oleh kelompok
pengguna narkoba. Misalnya, penggunaan istilah
nyipek
(meng-
hisap ganja),
ganjis,
(ganja),
cimeng
(pil ekstasi),
putauw
(heroin),
sakauw
(ketagihan narkoba), dan
bong
(alat penghisap
heroin). Selain itu,
cant
juga banyak digunakan di kalangan
para penjahat dan pencopet.
Cant
di kalangan para penjahat
disebut juga
argot
. Misalnya, penggunaan istilah
jengkol
untuk
menyebut kacamata yang akan menjadi sasaran penjambretan
dan
rumput
untuk menyebutkan polisi di kalangan para penjahat
di Jakarta. Ragam bahasa
cant
juga digunakan oleh para wanita
pekerja seks komersial (PSK) di Jawa Tengah dengan cara
menambahi suku kata
se
pada akhir setiap suku kata dalam
suku kata yang mereka ucapkan. Misalnya, kata
kowe
(kamu)
setelah diimbuhi suku kata
se
menjadi
kosewese
.
c.
Bahasa Pedagang (
Shoptalk
)
Bahasa pedagang adalah ragam bahasa yang digunakan di
kalangan pedagang untuk melakukan transaksi. Di Jakarta,
bahasa pedagang yang digunakan di pasar-pasar berasal dari
istilah yang dipinjam dari bahasa Mandarin dari suku bangsa
Hokkian. Misalnya, istilah-istilah harga suatu barang, seperti
jigo
(dua puluh lima rupiah),
cepek
(seratus rupiah), dan
cetiau
(sejuta).
d.
Kolokuial (
Colloquial
)
Kolokuial adalah bahasa-bahasa sehari-hari yang
menyimpang dari bahasa konvensional. Misalnya, bahasa
sehari-hari yang digunakan para remaja di Jakarta, seperti
jomblo
(tidak punya pacar),
tajir
(kaya), dan
jutek
(judes),
garing (
membosankan
), jaim
(jaga wibawa),
jayus
(kuno),
culun
(lugu), dan
jeti
(juta). Fungsi kolokuial digunakan untuk
menambah keakraban dalam pergaulan remaja.
e.
Sirkomlokusi (
Circumlocution
)
Sirkomlokusi adalah ungkapan tidak langsung yang
digunakan untuk menyebutkan suatu benda atau suatu tempat.
Contoh sirkomlokusi adalah penyebutan istilah harimau yang
hidup di suatu hutan dengan istilah
eyang
(kakek) dalam
masyarakat Jawa dan
datuk
(kakek) di kalangan masyarakat
Jambi. Penggunaan sirkomlokusi nama binatang tersebut
digunakan untuk menghindari terkaman harimau apabila
seseorang akan berjalan melewati hutan. Menurut kepercayaan
masyarakat Jawa, harimau di hutan tidak akan menerkam
manusia apabila dipanggil kakek. Masyarakat Jawa meyakini
bahwa seorang kakek tidak akan melukai dan membunuh
cucunya sendiri. Di kalangan orang Bali juga terdapat
Khazanah Antropologi SMA 1
156
Sumber:
Dokumen Penerbit
Gambar 10.1 Penganugerahan gelar kebangsa-
wanan di Keraton Surakarta
kepercayaan untuk tidak mengucapkan beberapa istilah tertentu
selama panen. Jika dilanggar, maka penyebutan istilah yang
dilarang tersebut akan mengakibatkan kegagalan panen. Oleh
karena itu, digunakan kata-kata sirkomlokusi. Misalnya,
penggunaan istilah
kutu sawah
untuk menggantikan kata
kerbau, monyet diganti dengan istilah
kutu dahan
, dan istilah
ular diganti dengan
si perut panjang
.
f.
Pemberian Nama pada Seseorang
Cara pemberian nama pada seseorang merupakan contoh
bahasa rakyat. Di Jawa Tengah, seseorang tidak mempunyai
nama keluarga. Untuk memberi nama pada seorang anak, or-
ang tua harus memperhitungkan tanggal dan hari lahir anak
(
weton
) sehingga sesuai nama yang diberikan. Selanjutnya,
seorang pria yang telah menikah akan mendapatkan nama
dewasa (
jeneng tuwo
). Namun, pemberian nama dewasa ini
hanya dilakukan pada para pria. Meskipun sudah jarang
dilakukan, penambahan nama baru setelah dewasa masih
ditemui di wilayah pedesaan di Surakarta dan Yogyakarta.
Pemberian nama pada seseorang bisa dilakukan berdasarkan
ciri-ciri fisiknya. Di Jawa masih terdapat kebiasaan untuk
memberi nama julukan pada seseorang, selain nama pribadinya
berdasarkan bentuk tubuh si anak. Misalnya,
si jangkung
(tinggi),
si pendek
(pendek), dan
si nonong
(dahinya menonjol).
g.
Pemberian Gelar Kebangsawanan
Pemberian gelar kebangsawanan atau jabatan tradisional
adalah salah satu bentuk bahasa rakyat. Pemberian gelar
kebangsawanan atau jabatan tradisional ini masih dilakukan di
Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Gelar kebangsawanan
seorang pria di Jawa Tengah secara berturut-
turut adalah
mas, raden, raden mas, raden panji,
raden tumenggung, raden ngabehi, raden mas
panji
, dan
raden mas aria
. Gelar kebangsa-
wanan seorang wanita di Jawa Tengah secara
berturut-turut adalah
raden roro, raden ajeng,
dan
raden ayu
. Gelar-gelar tradisional tersebut
juga masih terdapat di desa Adat Trunyan,
Bali, yaitu
kubuyan, bau mucuk, bau madenan,
bau merapat, saing nem, saing pitu, saing
kutus, saing sanga, saing diyesta, punggawa,
pasek
dan
penyarikan.
h.
Bahasa Bertingkat
Bahasa bertingkat atau
speech level
adalah bahasa yang
dipergunakan berdasarkan adanya perbedaan dalam lapisan
masyarakat. Bahasa bertingkat berlaku dalam lapisan
Perkembangan Tradisi Lisan dalam Masyarakat
157
Sumber:
Dokumen Penerbit
Gambar 10.2 Kalangan pelajar
Adakan penelitian sederhana bersama
teman sebangkumu mengenai contoh-
contoh lima jenis penggunaan bahasa
rakyat di lingkungan sekitarmu. Adakan
diskusi mengenai masalah tersebut
dengan orang tuamu atau tokoh masya-
rakat di lingkunganmu. Tulis hasil
kegiatan Anda menjadi sebuah laporan
singkat untuk dikumpulkan pada guru.
ktivita:
Kecakapan Akademik
bersifat sedikit sopan dan setengah resmi); dan bahasa
lemes
(bahasa yang bersifat sopan dan resmi). Contoh bahasa
bertingkat orang Bali adalah bahasa
nista
(rendah); bahasa
madia
(menegah); dan bahasa
utama
(resmi).
i.
Onomatopoetis
Onomatopoetis adalah kata-kata yang dibentuk dengan
mencontoh bunyi atau suara alamiah. Misalnya, kata
greget
dalam bahasa Betawi, yang berarti perasaan sengit sehingga
seolah-olah ingin menggigit orang yang menjadi sasaran
kemarahan. Kata
greget
terbentuk dengan mencontoh suara
beradunya barisan gigi rahang atas dan rahang bawah. Contoh
onomatopetis adalah kata dalam bahasa Jawa
gemlodak
(riuh
rendah) untuk mengambarkan bunyi suatu benda yang digerak-
gerakan dalam sebuah kotak kayu.
j.
Onomastis
Onomastis adalah pemberian nama tradisional jalan atau
tempat tertentu berdasarkan legenda sejarah. Misalnya,
pemberian nama kota Surabaya untuk mengenang pertempuran
antara buaya (
boyo
) dan hiu (
sura
). Menurut James Danandjaja,
masyarakat, tingkatan masyarakat, dan
kelompok umur. Penggunaan bahasa ber-
tingkat berkaitan dengan nilai budaya
masyarakat dan sopan santun. Contoh Jenis
bahasa bertingkat di kalangan masyarakat
Jawa Tengah adalah, bahasa
ngoko
(bahasa
yang tidak resmi dan bersifat kurang hormat);
bahasa
kromo
( bahasa yang bersifat setengah
resmi dan bersifat sedikit hormat); bahasa
kromo inggil
(bahasa yang bersifat resmi dan
sopan). Contoh Jenis bahasa bertingkat di
kalangan masyarakat Sunda adalah bahasa
kasar
(bahasa yang tidak sopan dan tidak
resmi); bahasa
penengah
(bahasa yang
bahasa rakyat mempunyai empat fungsi,
antara lain
1)
memberi dan memperkukuh identitas
kelompok;
2)
melindungi pemakai bahasa rakyat dari
ancaman kelompok lain atau penguasa;
3)
memperkukuh pemakai bahasa rakyat
dalam sistem pelapisan sosial masya-
rakat;
4) memperkukuh kepercayaan rakyat
terhadap nuilai-nilai budayanya.
Khazanah Antropologi SMA 1
158
3.
Sajak atau Puisi Rakyat
Ciri khas folklor lisan berbentuk sajak rakyat adalah kalimatnya
berbentuk terikat (
fixed phrase
). Sajak atau puisi rakyat adalah
kesusastraan rakyat yang terdiri atas beberapa deret kalimat yang
dibentuk berdasarkan unsur mantra, panjang pendeknya suku kata,
dan lemah kuatnya tekanan suara atau irama.
Sajak atau puisi rakyat dapat berbentuk ungkapan tradisional
(peribahasa), pertanyaan tradisional (teka-teki), cerita rakyat, dan
kepercayaan rakyat berupa mantra-mantra. Menurut W. Meijner,
seperti puisi-puisi rakyat dari bangsa lain, puisi rakyat bangsa
Indonesia seringkali bertumpang tindih dengan jenis-jenis folklor
lainnya. Suku-suku bangsa di Indonesia memiliki banyak sekali
khazanah puisi rakyat yang masih belum tergali kekayaannya.
Contoh puisi rakyat di dalam suku bangsa Jawa adalah jenis puisi
rakyat yang harus dinyanyikan yang disebut
tembang
. Contoh puisi
rakyat berbentuk
tembang
adalah
tembang sinom, kinanti, pangkur,
dan
durma
. Contoh puisi rakyat di dalam suku bangsa Sunda adalah
puisi rakyat yang berfungsi sebagai sindiran yang disebut
sisindiran
.
Berdasarkan jenisnya
sisindiran
dibagi menjadi dua kategori, yakni
sisindiran
yang disebut
paparikan
dan
wawangsalan
. Contoh puisi
rakyat dalam bahasa Bali disebut dengan istilah
geguritan
yang
bertema masalah percintaan.
Beberapa jenis sajak atau puisi rakyat adalah sajak untuk anak-
anak (
nursery rhyme
), sajak permainan (
play rhyme
), dan sajak untuk
menentukan siapa yang menjadi lawan dalam satu permainan atau
tuduhan (
counting out rhyme
). Contoh sajak anak-anak suku Betawi
yang paling terkenal adalah, ”
pok ame-ame, balang kupu-kupu, tepok
rame-rame, malam minum susu...
” Sajak anak-anak tersebut
dibawakan untuk menghibur bayi yang sedang sedih agar tertawa.
Contoh sajak permainan lainnya yang berasal dari daerah Jawa
Tengah dan Jawa Timur, adalah sebagai berikut:
Amatilah lingkungan daerah Anda.
Adakah contoh sajak rakyat di lingkungan
Anda? Apabila ada, amatilah dan tulislah
10 contoh sajak rakyat tersebut. Selan-
jutnya, tulis hasil kegiatan Anda dalam
bentuk laporan singkat untuk dikumpul-
kan pada guru!
ktivita
”
Eee dhayohe teko
(he tamunya datang),
Eee gelarno kloso
(he gelarlah tikar),
Eee klosone bedhah
(he tikarnya robek),
Eee tembelen jadah
(he tambal saja dengan
kue uli),
Eee jadahe mambu
(he kue ulinya bau),
Eee pakakno asu
(he berikan pada anjing),
Eee asune mati
(he anjingnya mati),
Eee buangen kali
(he buanglah ke kali)”.
Contoh sajak untuk menentukan siapa yang menjadi lawan
dalam suatu permainan atau tuduhan (
counting out rhyme
) dalam
folklor Betawi adalah dengan mengucapkan ”
hom pimpah, halai
Perkembangan Tradisi Lisan dalam Masyarakat
159
hom gambring
, ”dan ”
hom pin sut
!” Sajak anak-anak yang tidak
memiliki arti tersebut diucapkan bersama-sama oleh beberapa anak
sebelum dimulainya suatu permainan.
4.
Peribahasa Rakyat (Ungkapan Tradisional)
Menurut Cervantes, peribahasa atau ungkapan tradisional
adalah kalimat pendek berisi nasihat bijak bagi masyarakat. Di
Indonesia setiap suku bangsa memiliki khazanah peribahasa rakyat
yang berisi petuah-petuah bijak dan pedoman nilai-nilai budaya
dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, di Bali terdapat peribahasa
rakyat yang berbunyi, ”
yen melali aluthan, dan takhut selem
” (jika
berani bermain dengan arang, jangan takut menjadi hitam). Arti
peribahasa tersebut adalah apabila seseorang berani menghadapi
bahaya maka ia juga harus menghadapi resikonya. Peribahasa
rakyat atau ungkapan tradisional memiliki dua sifat dasar, yaitu
berbentuk satu kalimat ungkapan dan mempunyai bentuk yang baku.
Berdasarkan jenisnya, ungkapan tradisional atau peribahasa
rakyat dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, antara lain
sebagai berikut.
a.
Peribahasa berbentuk ungkapan tradisional yang memiliki
struktur kalimat yang lengkap berisi petuah bijak. Misalnya,
”buah yang manis berulat di dalamnya” (orang yang bermulut
manis, tetapi sesungguhnya hatinya jahat).
b.
Peribahasa yang tidak lengkap kalimatnya dan berisi kiasan.
Misalnya, peribahasa Melayu, ”
terajuk kecewa, tersaukkan ikan
suka, tersaukkan batang masam
”, (orang yang hanya ingin
mengambil untung tanpa bekerja keras).
c.
Peribahasa perumpamaan, yang dimulai
dengan kata-kata seperti atau sebagai.
Misalnya, ”seperti telur di ujung tanduk”
(menggambarkan keadaan yang sangat
gawat); atau ”bagai belut diregang”,
(menggambarkan orang yang sangat
kurus).
d.
Ungkapan-ungkapan yang mirip peri-
bahasa, yaitu ungkapan-ungkapan hinaan
(
insult
), celetukan (
retort
), atau suatu
jawaban yang pendek, tajam, lucu, atau
peringatan yang dapat menyakitkan hati.
ktivita:
Kecakapan Personal
Suatu bahasa daerah mempunyai
khazanah peribahasa rakyat yang berisi
nasihat-nasihat bijak bagi warga masya-
rakat. Coba kumpulkanlah 20 buah
peribahasa rakyat bahasa daerah Anda
dan tulis pada selembar kertas. Selan-
jutnya, uraikan secara singkat peri-
bahasa dan arti peribahasa daerah
tersebut di depan kelas!
Misalnya, ungkapan dalam bahasa Jawa ”
kebo dicencang, sapi
ditarik
(disingkat
borik
), yang berisi ungkapan penghinaan
terhadap orang yang bermuka buruk.
5.
Teka-Teki Rakyat (Pertanyaan Tradisional)
Pertanyaan tradisional atau teka-teki rakyat adalah pertanyaan
yang sukar untuk dijawab dan baru dapat dijawab setelah diketahui
Khazanah Antropologi SMA 1
160
jawabannya. Beberapa contoh teka-teki rakyat (pertanyaan
tradisional), antara lain sebagai berikut.
a.
”Anaknya bersarung, induknya telanjang, apakah itu ?”
Jawabnya ”rebung bambu”.
b.
”Dua ekor kelinci putih keluar masuk gua, apakah itu ?” Jawab-
nya ”ingus di hidung seorang anak kecil yang sedang pilek.”
c.
”Ayam berbulu terbalik, bermain di kebun, apa itu ?” Jawabnya
”buah nanas”.
d.
”Bulat bagaikan simpai, dalam bagaikan cangkir, seluruh sapi
jantan raja tidak dapat menariknya”, Jawabnya ”sebuah sumur”.
Menurut Robert A. Georges dan Alan Dundes, berdasarkan
unsur pertentangan di dalam pertanyaan dan jawabannya, maka teka-
teki rakyat atau pertanyaan tradisional tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua jenis, antara lain
a.
teka-teki yang tidak bertentangan (
non oppositional riddles
);
b.
teka-teki yang bertentangan (
oppositional riddles
).
Pembagian jenis teka-teki rakyat yang tidak bertentangan
pertanyaannya dan jawabannya didasarkan atas unsur-unsur yang
bersifat harfiah (
literal
) atau kiasan (
metaphorical
). Contoh teka-
teki yang tidak bertentangan yang bersifat harfiah adalah ”apa yang
hidup di sungai?” Jawabannya adalah ”ikan!” Contoh teka-teki
yang tidak bertentangan yang bersifat kiasan, adalah ”apakah dua
baris kuda putih berbaris di atas bukit merah itu ” Jawabannya adalah
”sederet gigi di atas gusi!”
Ciri teka-teki bertentangan (
oppositional riddles
) adalah
pertentangan antara sepasang unsur pelukisannya (
descriptive
elements
). Salah satu contoh teka-teki rakyat yang bertentangan di
antara unsur-unsur pelukisannya adalah pertanyaan ”apa yang pergi
ke sungai meminum dan tidak meminum?” Jawabannya adalah
”sapi dan gentanya!” Di dalam pertanyaan tersebut terdapat unsur
pertentangan antara unsur pelukisan kedua (genta yang tidak
meminum) yang mengingkari unsur pelukisan pertama (sapi yang
meminum).
6.
Nyanyian Rakyat (
Folksong
)
Menurut Jan Harold Brunvand, nyanyian rakyat adalah salah
satu genre atau bentuk folklor yang terdiri atas kata-kata dan lagu
tradisional yang dinyanyikan secara lisan di dalam suatu masyarakat.
Berdasarkan kegunaannya jenis-jenis nyanyian rakyat dapat dibagi
menjadi, antara lain
a.
nyanyian rakyat atau aba-aba yang digunakan untuk menggu-
gah semangat ”gotong royong” masyarakat seperti aba-aba
holopis kuntul baris
dari Jawa Timur atau
rambate rata
dari
Sulawesi Selatan;
Perkembangan Tradisi Lisan dalam Masyarakat
161
b.
nyanyian permainan yang digunakan untuk mengiringi anak-
anak yang bermain baris-berbaris. Misalnya, nyanyian
baris
terik tempe, ridong udele bodong
(berbaris sayuran dari tempe,
Ridong pusarnya menonjol) dari Jawa Timur.
Sumber:
Indonesia Membangun
Gambar 10.3 Gotong royong di pedesaan
Berdasarkan isinya, nyanyian rakyat
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
nyanyian rakyat permainan anak-anak, umum,
dan kerohanian. Contoh nyanyian rakyat
untuk mengiringi tari atau permainan anak-
anak dari berbagai daerah adalah
Cublak-
Cublak Suweng, Ilir-Ilir, dan Jamuran
(Jawa
Tengah dan Jawa Timur);
Cing Cangkeling
(Jawa Barat);
Meyong-Meyong
(Bali); dan
Cik-Cik Periok
(Kalimantan).
Nyanyian rakyat umum dinyanyikan
untuk mengiringi suatu tarian. Di Jawa Tengah
dan Jawa Timur nyanyian rakyat umum
disebut dengan istilah
gending
, seperti
gending sinom, pucung,
dan
asmaradhana
. Di Bali terdapat nyanyian rakyat umum di dalam
kisah balada dan epos yang berasal dari cerita Mahabharata dan
Ramayana. Di Jawa Barat terdapat nyanyian rakyat umum yang
disebut
pantun Sunda
, seperti
Cerita Lutung Kesarung, Cerita
Sumur Bandung, Cerita Demung Kalagan,
dan
Cerita Mundanglaya
di Kusuma.
Nyanyian rakyat yang bersifat kerohanian dinyanyikan pada
saat upacara-upacara siklus hidup, seperti saat kelahiran,
perkawinan, upacara bersih desa, dan panen. Misalnya, nyanyian
Hoho
di Nias, dan lagu
Bisi
serta
Pirawat
suku Asmat di Papua.
Nyanyian rakyat juga berkembang pada saat pengaruh budaya Islam
mulai menyebar di Indonesia. Misalnya, lagu-lagu unuk mengiringi
tari Saman dan Seudati di daerah Aceh, tari Zapin, tari hadrah, serta
nyanyian kasidah di beberapa daerah lainnya.
Di antara berbagai bahasa daerah di Indo-
nesia, hanya delapan bahasa daerah yang
memiliki tradisi sastra tertulis. Oleh karena
itu, di kalangan suku bangsa yang tidak
memiliki tradisi sastra tertulis pewarisan
kebudayaan, pengetahuan, adat kebia-
saan, filsafat moral, agama, dan bahasa
sangat mengandalkan tradisi lisan
awasan Kebhinekaan
Khazanah Antropologi SMA 1
162
Selain berfungsi sebagai hiburan dan
pembangkit semangat gotong royong
nyanyian rakyat juga berfungsi untuk
melestarikan silsilah sejarah seperti
nyanyian
Hoho
di daerah Nias yang
digunakan untuk memelihara silsilah
nenek moyang orang Nias yang disebut
mado
(marga).
awasan Kebhinekaan
angkuman
Salah satu bagian dari upaya peles-
tarian budaya yang ada di masyarakat
adalah melalui proses pewarisan budaya.
Ketika masyarakat belum mengenal tulisan
(prasejarah) maka proses pewarisan
budaya dilakukan secara lisan. Hal ini
kemudian menghasilkan satu budaya, yaitu
tradisi lisan walaupun ketika manusia telah
mengenal tulisan proses pewarisan budaya
ada sebagian yang belum dalam bentuk
tulisan. Terdapat banyak perkembangan
tradisi lisan di Indonesia, seperti cerita
rakyat, bahasa rakyat, sajak rakyat,
peribahasa rakyat, teka teki rakyat maupun
nyanyian rakyat. Tradisi lisan memiliki
suatu pesan tersendiri bagi keberlang-
sungan sistem dalam kehidupan sosial
budaya kelompok masyarakat. Di dalam
tradisi lisan mengandung unsur-unsur
kejadian sejarah, nilai moral, nilai agama,
adat istiadat, cerita khayalan, peribahasa,
nyanyian maupun mantra-mantra suatu
masyarakat.
efleksi
Setelah mempelajari bab ini, Anda seha-
rusnya mampu memahami tentang:
1. pengertian tradisi lisan;
2. jenis-jenis tradisi lisan.
Apabila masih terdapat materi yang belum
Anda pahami, pelajarilah kembali sebelum
melanjutkan ke bab berikutnya.
ji Kompetensi
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (
x
) di depan huruf a, b, c, d, atau e!
1.
Pengertian tradisi lisan sebagai kesaksian
yang diwariskan secara lisan dari generasi
ke generasi adalah menurut ....
a.
W.Meijner
b.
Koentjaraningrat
c.
Jan Vansina
d.
Harold Brunvand
e.
Alan Dundes
2.
Istilah
jengkol
untuk menyebut kaca
mata di kalangan pencopet di Jakarta
adalah contoh penggunaan ....
a.
slang
b.
dialek
c.
logat
d.
cant
e.
onomatopoetis
Perkembangan Tradisi Lisan dalam Masyarakat
163
3.
Contoh pembentukan istilah onomato-
poetis dalam bahasa Betawi adalah ....
a.
gregetan
b.
kaca mata
c.
jengkol
d.
rumput
e.
ngabun
4.
Sajak untuk menentukan yang menjadi
lawan dalam suatu permainan disebut ....
a.
play out rhyme
b.
counting out rhyme
c.
oppositional riddle
d.
non oppositional riddle
e.
nursery rhyme
5.
Berikut ini adalah contoh-contoh tradisi
lisan,
kecuali
....
a.
peribahasa rakyat
b.
arsitektur rakyat
c.
nyanyian rakyat
d.
bahasa rakyat
e.
teka-teki rakyat
6.
Proses penyebaran budaya dari mulut ke
mulut disebut ....
a.
tradisi lisan
b.
folklor
c.
dialek
d.
bahasa rakyat
e.
nyanyian rakyat
7.
Bentuk tradisi lisan yang termasuk
dalam bahasa rakyat adalah ....
a.
dialek
b.
idiom
c.
musik rakyat
d.
folklor
e.
bahasa gaul
8.
Tembang yang berkembang di masya-
rakat Jawa termasuk jenis ....
a.
nyanyian rakyat
b.
teka-teki rakyat
c.
bahasa rakyat
d.
sajak rakyat
e.
cerita rakyat
9.
Kalimat pendek yang berisi nasihat bijak
bagi masyarakat adalah ....
a.
cerita rakyat
b.
sajak rakyat
c.
peribahasa rakyat
d.
nasihat rakyat
e.
teka-teki rakyat
10. Salah satu bentuk folklor lagu tradisional
adalah ....
a.
nyanyian rakyat
b.
sajak rakyat
c.
nasihat rakyat
d.
cerita rakyat
e.
bahasa rakyat
11. Ragam bahasa tidak resmi yang bersifat
musiman yang dipakai oleh suatu ke-
lompok masyarakat tertentu untuk
komunikasi intern dengan maksud me-
nyamarkan arti bahasanya terhadap or-
ang luar disebut....
a.
kolokuial
b.
cant
c
sirkomlokusi
d.
logat
e.
slang
12. Pemberian nama tradisional jalan atau
tempat tertentu berdasarkan legenda
sejarah disebut....
a.
kolokuial
b.
cant
c
sirkomlokusi
d.
logat
e.
onomatis
13. Penyebutan istilah harimau yang hidup
di suatu hutan dengan istilah
eyang
(kakek) dalam masyarakat Jawa dan
datuk
(kakek) di kalangan masyarakat
Jambi merupakan contoh ragam bahasa
rakyat jenis...
a.
kolokuial
b.
cant
c
sirkomlokusi
d.
logat
e.
onomatis
Khazanah Antropologi SMA 1
164
B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat!
1.
Deskripsikan secara singkat perbedaan tradisi lisan dengan folklor!
2.
Deskripsikan secara singkat pengertian sajak rakyat!
3.
Sebutkan empat ungkapan-ungkapan yang bisa digolongkan sebagai bahasa rakyat!
4.
Deskripsikan secara singkat perbedaan pengertian antara slang dan
cant
!
5.
Sebutkan dua contoh nyanyian rakyat untuk menggugah semangat gotong royong!
6.
Sebutkan lima jenis bahasa rakyat!
7.
Jelaskan pengertian sirkomlokusi!
8.
Jelaskan contoh
cant
yang digunakan di kalangan para pengguna narkoba!
9.
Jelaskan perbedaan antara onomatopoetis dan onomastis!
10. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan
slang
!
14. Bahasa
nista
(rendah); bahasa
madia
(menegah); dan bahasa
utama
(resmi)
adalah ragam bahasa bertingkat di
kalangan masyarakat.....
a.
Jawa Tengah
b.
Sunda
c.
Maluku
d.
Cirebon
e.
Bali
15. Berikut ini adalah empat fungsi bahasa
rakyat menurut James Danadjaja,
ke-
cuali
....
a.
memberi dan memperkokoh iden-
titas kelompok
b.
melindungi pemakai bahasa rakyat
dari ancaman kelompok lain atau
penguasa
c.
memperkokoh pemakai bahasa
rakyat dalam sistem pelapisan sosial
masyarakat
d.
menambah keakraban dalam per-
gaulan
e.
memperkokoh kepercayaan rakyat
terhadap nilai-nilai budayanya.